Berdamai dengan Inner Child 

Pada artikel kali ini akan membahas mengenai apa itu inner child, penyebab inner child serta cara berdamai dengan inner child.

Berdamai dengan Inner Child 

Dalam kehidupan manusia, berbagai insiden yang terjadi memiliki makna tersendiri pada setiap individu, baik senang maupun sedih. Insiden bahagia mencakup pengalaman senang dan menyenangkan dengan keluarga, sahabat, ataupun orang sekitar semasa kecil akan menyampaikan dampak positif dikemudian hari.

Sebaliknya, insiden sedih semasa kecil dengan luka yang belum terselesaikan akan menghipnotis bagaimana kita bersikap di masa depan, seperti sikap serta perasaan negatif. Hal ini berkaitan dengan inner child yang ada pada individu itu sendiri.

Menurut  John  Bradshaw (dalam Elia Firda, 2020) inner child  lahir dari adanya pengalaman atau kejadian di masa lalu yang belum terselesaikan.

Mengenai inner child yang terluka, Psikolog Diana Raab (2020)  menuturkan inner child dapat terluka karena adanya pengabaian, trauma atau rasa sakit pada masa anak-anak, namun, banyak dari kita yang tak menyadari dan memilih untuk mengabaikan atau melupakan. Luka tersebut akan terbawa di masa dewasa dan tentu akan mempengaruhi kesehatan mental serta pencapaian aktualisasi diri.

Ciri individu dengan inner child yang terluka yaitu memiliki problem di kepercayaan , keintiman, perilaku adiktif serta kompulsif, serta mempunyai hubungan ketergantungan dengan orang lain.

Hal ini menyebabkan ketika dewasa akan memunculkan perilaku-perilaku pertahanan diri terhadap ‘bahaya’ yang dibuat oleh lingkungan serta merupakan manifestasi dari kehidupan pada masa kecil, seperti sikap yang tidak percaya diri, mudah marah, mempunyai kecemasan tinggi, ketakutan akan disakiti oleh orang lain serta merasa tak aman.

Cara berdamai dengan Inner Child

Menyembuhkan dan memaafkan

Inner child merupakan bagian dari diri kita-menyembuhkannya memang tidak praktis, perlu proses dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tetapi dengan mencoba mengenali, memahami dan mulai untuk menghadapi inner child, itu membantu kita untuk berkembang dan mengeksplor diri menjadi lebih baik. Selain itu, kita bisa menjadi orang dewasa yang bukan hanya secara kronologis namun menjadi dewasa secara psikologis.

Psikolog Diana Raab (2020) mengungkapkan saat kita menyadari adanya kekeliruan dalam diri kita merupakan langkah awal yang tepat untuk penyembuhan diri atau self healing.

Dilansir dari Satu persen (Sembiring, 2020), ada beberapa cara yang bisa dilakukan buat menyembuhkannya :

Menuliskan pengalaman dan perasaan jelek

Dengan menulis kenangan buruk dan rasa sakit masa lalu akan membantu kita mencurahkan segala emosi negatif yang sudah lama dipendam. Meskipun hal tersebut membentuk kita mengingat serta merasakan kembali luka yang dimiliki, namun sesudah melaluinya kita bisa merasa lebih lega dan mencoba untuk menerima serta berdamai dengan luka tersebut.

Membuka Diri

Dalam melakukan proses penyembuhan memerlukan waktu dan proses yang panjang, bahkan bisa berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, krusial bagi kita untuk selalu membuka diri pada setiap proses terhadap kemungkinan adanya hal-hal baru yang akan kita sadari berasal masa lalu.

Melakukan Sesi Ho’oponopono pribadi

Ho’oponopono merupakan proses memaafkan yg berasal asal Hawai, yang membantu kita membangun kembali korelasi dengan orang lain, tak terkecuali dengan inner child.
Langkah yang dilakukan adalah dengan meluangkan waktu menyendiri dan melakukan selftalk :

  • I am sorry”. Katakan pada diri sendiri karena sudah memendam emosi negatif serta tak berusaha menyembuhkannya
  • Please forgive me”. Katakanlah rasa maaf yang mendalam pada inner child kita karena tidak peduli, bahkan mencoba melupakannya. Hal ini bisa membantu menaikkan self love.
  • I love you”. Ungkapkanlah bahwa apapun yg terjadi, kita wajib menyayangi diri kita tanpa syarat. Mencintai diri sendiri karena sudah bertahan sejauh ini.
  • Thank You”. Tunjukanlah rasa syukur terhadap kehidupan yang kita punya, termasuk pengalaman yang telah menghasilkan sosok diri kita yang sekarang, serta rasa syukur pada inner child yang sudah bertahan dari luka yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat membantu kita melepaskan emosi negatif yang kita punya.

Selain melakukan proses diatas, kita juga bisa memvisualisasikan dan membayangkan kembali pengalaman-pengalaman serta perasaan masa lalu. Dengan melakukan upaya ini, kita dapat menjadi lebih lega serta jujur pada diri sendiri. Jika merasa kesulitan saat menghadapi inner child, kita bisa meminta donasi di pakar profesional seperti psikolog untuk membantu menyembuhkannya.

Setiap orang memiliki inner child dengan kapasitas luka dan proses penyembuhan masing-masing. Sadari dan rangkul inner child kita, lalu mencoba untuk memaafkan, dengan memaafkan bukan berarti kita mengalah pada keadaan tetapi menjadi salah satu fase dimana kita mampu melepaskan rasa bersalah, rasa amarah dan rasa benci, baik pada diri kita atau orang lain.

Jika kita mengabaikan inner child juga akan membentuk rasa sakit yang tiada ujungnya sampai dapat diturunkan pada generasi selanjutnya. Tentu saja, kita tidak ingin hal itu terjadi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menerima, memaafkan, dan menyayangi inner child dalam diri kita bagaimanapun keadaannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *