Bullying adalah pola perilaku, bukan insiden yang terjadi sekali-kali. Biasanya, pelaku bullying berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer sehingga bisa menyalahgunakan posisinya. Pada artikel ini akan mengenal jenis-jenis bullying menurut Kemenppa RI :

Bullying dengan kontak fisik langsung
Bullying fisik artinya tindakan intimidasi yang dilakukan sebagai usaha mengontrol korban dengan kekuatan yang dimiliki pelaku. Jenis bullying ini seperti tindakan memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang pada ruangan, mencubit, mencakar, memeras, serta mengganggu barang milik orang lain.
Jenis bullying ini memiliki dampak buruk yang terlihat dengan jelas oleh ‘mata telanjang’. Bullying di sekolah yang berkaitan dengn fisik terjadi ketika seseorang melakukan tindak kekerasan untuk mendapatkan kendali atas targetnya. Meski begitu, korban perundungan fisik juga terkadang tidak mengalami bekas-bekas yang bisa dipandang mata.
Bullying dengan kontak verbal langsung
Bullying lisan ialah jenis perundungan dengan memakai kata-kata, pernyataan, serta sebutan atau panggilan yang menghina. Pelaku bullying verbal biasanya akan terus melakukan penghinaan, merendahkan, dan melukai korban. Tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan, Mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put- downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, sampai berbagi berita masuk pada jenis bullying verbal.
Misalnya dicemooh secara lisan oleh orang lain, dengan dipanggil “si kolot”, “si gendut”, “si buruk “, serta sebagainya. Perundung memilih sasaran mereka sesuai caranya melihat, bertindak, atau berperilaku. Penindas verbal biasanya menargetkan anak-anak dengan kebutuhan khusus, misalnya pengidap down syndrome. Bullying verbal sangat sulit untuk diidentifikasi, karena ‘serangan’ hampir selalu terjadi saat tidak ada orang dewasa.
Bullying Non-Verbal langsung
Jenis Bullying non-verbal langsung dilakukan tanpa kata-kata. Namun, pelaku akan melakukan gerakan menghina korban secara langsung, bahkan mengancam dan disertai dengan bully fisik dan lisan. Contoh tindakan bullying non-verbal langsung, seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, hingga mengejek.
Bullying Non-verbal tidak langsung
Bullying non-verbal tidak langsung atau disebut agresi relasional. Ini adalah jenis bullying yang dilakukan secara emosional. Namun, bullying jenis ini kerap luput dari perhatian orang tua serta pengajar di sekolah. Padahal, bullying non-verbal tak langsung punya dampak yang tidak kalah berbahaya. Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, hingga mengirimkan surat kaleng juga masuk pada jenis tindakan bullying ini.
Cyber Bullying
Pelaku juga kini menyasar korban di dunia maya dan tindakan ini dianggap dengan cyber bullying. Pelaku bakal menargetkan korban di media online dengan cara menyakiti orang lain melalui rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik, mempermalukan, hingga melecehkan. Biasanya, orang tua serta guru tak menyadari jenis bullying ini. Maraknya penggunaan media sosial serta internet perlu ditanggapi menggunakan bijak.
Contohnya, ketika akun media sosial anak dibanjiri komentar negatif yang menyakitkan atau data pribadi seperti foto serta video disebarkan tanpa seizin anak.Pelaku cyberbullying sering mengatakan hal-hal yang tak berani mereka katakan secara langsung. Teknologi menghasilkan mereka merasa anonim, terisolasi, dan terlepas asal situasi.
Sexual Bullying atau pelecehan seksual
Sexual bullying atau pelecehan seksual biasanya menimpa anak perempuan. Tetapi, korbannya bisa jadi merupakan laki-laki atau anak perempuan lainnya. Sexual bullying adalah tindakan berulang serta berbahaya yang menargetkan seseorang secara seksual.
Contoh sexual bullying ialah komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan tanpa persetujuan ke 2 belah pihak, hingga memanggil seorang dengan nama yang tak pantas. Dalam masalah yang lebih parah, sexual bullying mampu membuka pintu untuk melakukan kekerasan seksual. Penindasan seksual terdiri dari tindakan berulang, berbahaya, serta memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual. Biasanya si korban menerima ejekan atau julukan yang bernada seksual atau melecehkan.
Demikian pembahasan mengenal jenis-jenis bullying. Dengan adanya pembagian seperti diatas, maka kita dapat semakin mengetahui jenis bullying seperti apa yang sedang terjadi disekitar kita.