Melampaui Kadar Gula Tubuh

Pada artikel kali ini akan membahas mengenai tanda apabila melampaui kadar gula dalam tubuh. Tubuh membutuhkan gula sebagai sumber tenaga atau bahan bakar tubuh supaya mampu bekerja secara optimal.

Kadar Gula

Gula bisa ditemukan pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari, mulai dari nasi, buah-buahan, sampai makanan ringan. Meski demikian, konsumsi gula perlu dibatasi dan tak boleh berlebihan karena bisa berdampak pada kesehatan tubuh.

Jika kadar gula darah dalam tubuh melewati ambang normal, dapat menyebabkan penyakit hiperglikemia. Hiperglikemia dapat terjadi ketika tak mengelola diabetes dengan baik atau  tidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes.

Hiperglikemia akut umumnya terjadi saat kadar gula darah naik dengan cepat, biasanya sesudah makan karbohidrat. Gejala umum penyakit ini termasuk rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, dan kelelahan.

Jika kadar gula darah terus semakin tinggi, dapat mengakibatkan kebingungan, kelemahan otot, hingga kehilangan kesadaran.

Hiperglikemia kronis terjadi sewaktu kadar gula darah tinggi dalam waktu yang lama, ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti kerusakan saraf (neuropati), penyakit mata (retinopati), penyakit jantung, serta kerusakan ginjal (nefropati).

Individu yang mengidap diabetes wajib mengelola kadar gula darah mereka secara ketat dengan memantau asupan makanan, berolahraga secara teratur, dan minum obat sesuai petunjuk.

Bagi mereka yang tidak menderita diabetes, menjaga pola makan sehat, berolahraga, serta menghindari konsumsi gula yang hiperbola bisa membantu menjaga kadar gula darah tetap pada kisaran normal.

Ketika tubuh kelebihan gula, hal ini dapat menghambat kesehatan, termasuk memicu terjadinya diabetes, menghambat pembuluh darah, hingga berisiko mengalami penyakit jantung.

Melampaui Kadar Gula Tubuh

Tanda Apabila Melampaui Kadar Gula Tubuh

Mencegah serta mengelola hiperglikemia sangat penting untuk mempertahankan kesehatan yang baik. Penting untuk membatasi asupan gula dan mengenali tanda apabila melampaui kadar gula dalam tubuh.

Berikut ini beberapa tanda yang dirasakan apabila kondisi telah melampaui kadar gula dalam tubuh, diantaranya yaitu :

  • Mudah berjerawat hingga penuaan dini
    Bagi orang-orang yang sedang menyembuhkan jerawat untuk mengurangi bahkan menghindari mengkonsumsi gula. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin dapat mempengaruhi perkembangan jerawat.
    Dengan mengkonsumsi banyak gula juga bisa memicu timbulnya kerutan pada kulit. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami proses penuaan dini.
  • Merasa cepat lelah
    Terlalu banyak mengkonsumsi gula pada tubuh juga mengakibatkan seseorang mudah lelah. Karena gula merupakan salah satu sumber energi yang sangat cepat terserap.
    Berapa pun gula yang dikonsumsi, pada 30 menit tubuh akan mengirimkan frekuwensi lapar dan akan merasa lapar serta merasa kekurangan tenaga.
    Perubahan gula serta serta insulin dapat mengakibatkan tingkat energi menurunn dan memengaruhi taraf tenaga secara holistik.
  • Mudah murka
    Konsumsi gula tambahan bisa menaikkan peradangan, memperburuk suasana hati, hingga menyebabkan tanda-tanda depresi. Konsumsi kuliner dan minuman tinggi gula dapat menaikkan gula darah.
    Membuat tenaga melonjak tetapi juga cepat menurun, yang akhirnya menghasilkan merasa indolen dan sangat mudah tersinggung.
  • Mudah lapar

    Meskipun gula merupakan sumber tenaga untuk tubuh, namun konsumsi gula berlebihan justru bisa membentuk tubuh mudah lapar.
    Konsumsi kuliner tinggi gula akan membentuk tubuh membakar gula dengan cepat, sebagai akibatnya menaikkan rasa lapar. Sehingga membuat seseorang ingin makan atau nyemil terus menerus hingga menyebabkan kenaikan berat badan.

  • Tekanan darah naik
    Terlalu banyak mengkonsumsi gula bisa menyebabkan tekanan darah tinggi pada seseorang. Konsumsi minuman manis mempunyai hubungan yang signifikan dengan tekanan darah tinggi dan terjadinya hipertensi.
    Kadar glukosa yang tinggi bisa mengganggu lapisan pembuluh darah, sehingga memudahkan lipid seperti kolesterol menempel di dinding pembuluh darah.
    Hal ini menyebabkan pembuluh darah mengeras dan saat pembuluh darah mengeras, tekanan darah akan naik.

Tantrum dan Cara Mengatasinya

tantrum? Kondisi inilah yang dinamakan tantrum. Beberapa orang tua menduga tantrum sebagai penyimpangan sikap, sehingga anak dicap nakal atau rewel. Tidak perlu cemas, tantrum merupakan bagian dari tahapan perkembangan anak.

Hampir semua anak, baik laki-laki juga perempuan, mengalami tantrum. Namun, frekuensinya berbeda-beda. Ada anak yang seringkali mengalami kondisi ini, serta ada yang hanya sesekali saja.

Apa itu Tantrum?

Tantrum dan Cara Mengatasinya

Tantrum merupakan ledakan emosi yang tidak terkendali, umumnya dengan perilaku yang tidak menyenangkan dan menghambat. Pada istilah psikologi, kondisi ini dianggap temper tantrum yaitu perilaku marah pada anak-anak, umumnya usia pra sekolah atau 1 sampai dengan 4 tahun.

Riset menunjukkan, tantrum terjadi pada  87 persen anak usia 18-24 bulan, 91 persen anak usia 30-36 bulan, serta 59 % anak usia 42 sampai 48 bulan.

Balita mengekspresikan kemarahannya dengan beraneka macam sikap yang “menghambat” seperti berteriak, menangis, memukul, menendang, bahkan kadang menyakiti diri sendiri.

Meski saat anak mengalami tantrum sulit dikontrol oleh orangtua, tetapi kemarahan yang meledak, menghentak, berteriak, bahkan menjatuhkan diri ke lantai artinya bagian dari tahapan perkembangan anak yang normal.

Apa Penyebab Tantrum pada Anak?

Tantrum adalah cara anak mengkomunikasikan perasaannya. Orangtua bisa belajar dengan tahu penyebab tantrum. Anak yang tantrum umumnya disebabkan oleh rasa kesal, marah, serta frustasi. Ada juga karena anak merasa lelah, lapar, dan tidak nyaman. Tindakan proaktif tersebut terjadi merupakan dampak dari anak sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.

Tantrum pada anak dapat ditimbulkan oleh banyak hal, bahkan hal yang tampaknya sepele. Namun, terdapat beberapa penyebab tantrum yang paling umum, diantaranya yaitu :

  1. Lapar
    Anak-anak bisa sangat sensitif ketika lapar. Apalagi, balita belum mampu berkata perasaan serta emosinya dengan lugas.
  2. Lelah
    Aktivitas yang sangat padat, meskipun hanya bermain, membuat anak lelah sehingga memicu tantrum.
  3. Overstimulasi
    Stimulasi berlebihan bisa membentuk anak tidak nyaman. misalnya, anak berada pada ruangan yang bising atau digendong banyak orang.
  4. Frustrasi
    Rasa frustasi timbul umumnya sebab keinginannya tidak dipenuhi.
  5. Anak ingin diperhatikan orangtua
    Anak merasa tidak didengar oleh orangtua tetapi dia sulit mengungkapkan emosinya.

Tantrum dan Cara Mengatasinya

Tantrum adalah hal normal pada tahapan perkembangan anak. Akan tetapi, kerap kali tantrum membuat orangtua putus harapan. Lalu, bagaimana cara mengatasi anak tantrum? Beberapa hal berikut ini bisa dilakukan orang tua saat anak tantrum, yaitu diantaranya :

  • Berikan perhatian cukup dan beri kebanggaan ketika mereka melakukan hal yang baik.
  • Beri anak kendali, contohnya tawarkan pilihan dibandingkan hanya jawaban iya atau tidak.
  • Alihkan perhatiannya, misalnya pindah ke ruang lain, tawarkan mainan, atau nyanyikan lagu.
  • Jangan biarkan sikap seperti memukul, menendang, menggigit, atau melempar barang. Orangtua tidak boleh mentolerir perilaku seperti itu.
  • Pahami waktu-waktu anak tantrum dan bersiap menghadapinya. Misalkan puncak tantrum anak ketika lapar, maka bawa kudapan saat bepergian. Atau, bila anak sering tantrum ketika lelah, prioritaskan tidur siang.
  • Saat orangtua merasa lelah, ambil waktu. Jangan paksakan menghadapi anak tantrum pada saat “frustrasi”.

Demikian pembahasan artikel mengenai tantrum dan cara mengatasinya. Anda tidak perlu khawatir dengan hal ini. Seiring bertambahnya usia, kemampuan berbahasa anak akan semakin meningkat. Selain itu, anak juga lebih bisa untuk mengendalikan emosi sebagai salah satu perkembangan sosial emosional anak usia dini.