Pada artikel kali ini akan membahas mengenai pengertian kreativitas dan apa yang disebut anak usia dini.
Pendidikan memiliki makna dasar, memanusiakan insan. Membuat manusia kembali pada fitrahnya. Salah satunya dengan mengembalikan manusia menjadi cerdas dan kreatif guna menjangkau perkembangan hidup yang penuh nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan berupaya mendorong murid berani menghadapi problematika kehidupan demi menegakkan tugasnya menjadi khalifat di muka bumi.
Taman kanak-kanak mengemban tugas yang paling mulia, yakni menjaga agar bekal alam anak-anak tidak tercerabut oleh misi-misi orang dewasa. Guru pada Taman Kanak-kanak berperan besar, karena di pundaknya semua benih-benih kebermaknaan dan kemuliaan manusia berada. Di tangan guru yang cerdas dan laras, anak-anak akan dapat tumbuh sebagai insan besar yang berpikir, berjiwa, serta berkarya. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi sedemikian penting, sebab
Pendidikan manusia pada 5 tahun pertama sangat menentukan kualitas hidup selanjutnya. Keberhasilan hidup seseorang ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, serta kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya. Pembentukan berbagai konsep, termasuk konsep diri, konsep hidup, dan konsep belajar ditentukan oleh bagaimana lingkungannya memperlakukan dirinya.
Konsep Anak Usia Dini
Anak Usia Dini ialah mereka yang berada di usia nol sampai delapan tahun.
Konsep AUD (Anak Usia Dini) mencakup bayi, anak-anak pada Taman Penitipan Anak (TPA), kelompok Bermain (PG), taman kanak-kanak, serta Sekolah Dasar Awal. Secara struktural pemerintahan, PAUD (atau PADU) hanya dibatasi sampai pada usia 6 tahun. Meskipun demikian, karena berdasarkan pertimbangan psikologis serta pedagogis anak usia 8 tahun masih memiliki kisaran perkembangan aspek yang “sama” dengan anak di bawah usianya, maka NAEYC mengkategorikanya sebagai AUD.
Kreativitas
Konsep dan bentuk kreativitas AUD dan orang dewasa sangat berbeda. Kreatif
dalam pengertian orang dewasa berarti keberadaan keahlian (expertise), keterampilan (skills), dan motivasi pada diri (intrinsic task motivation). Orang dewasa yang kreatif diindikasikan menjadi individu yang mempunyai keterampilan teknik prima, berkemampuan seni, dan mempunyai bakat.
Mereka juga memiliki gaya karya yang mempesona, keterbukaan ide yang indah, dan konsentrasi serta ketekunan yang luar biasa. Kreativitas pada anak-anak mempunyai karakteristik tersendiri. Kreativitas anak dikoridori oleh
keunikan gagasan dan tumbuhnya khayalan serta fantasi. Anak-anak yang kreatif sensitif terhadap stimulasi. Mereka juga tidak dibatasi oleh frame-frame apapun. Mereka memiliki kebebasan dan keleluasan beraktivitas. Anak kreatif juga cenderung memiliki keasyikan dalam aktivitas. Kreativitas AUD juga ditandai dengan kemampuan menghasilkan imaji mental, konsep berbagai hal yang tidak hadir dihadapannya. AUD juga mempunyai fantasi, khayalan untuk membuat konsep seperti dunia nyata.
Kreativitas anak didorong kefitrahannya sebagai manusia yang berpikir. Anak menjadi kreatif karena mereka membutuhkan pemuasan dorongan emosi. Namun yang paling krusial, kreativitas anak ada karena anak perlu seni manajemen untuk membentuk konsep dan memecahkan masalah sesuai tingkat intelektualnya.
Kreativitas timbul dari kemampuan berfikir divergen, lateral, dan multiarah. Pada belahan otak, kreativitas bersumber pada aktivitas hemisfer kanan. Aktivitas berpikir divergen memiliki ciri-ciri generatif, eksploratif, tidak terprediksi (unpredictable), dan multijawab. Meskibdemikian, proses terjadinya kreativitas juga melibatkan kemampuan berfikir konvergen. Oleh sebab pada anak proses lateralisasi tengah terjadi, maka stimulasi pada belahan otak kanan menjadi sangat esensial serta fundamental.
Syarat Kreativitas
Bagi anak, 2 syarat kreativitas bisa dikatakan memadai, yakni fluency dan
flexibility. seorang anak dapat dikatakan kreatif saat ia menemukan pemecahan atas sebuah konflik. Anak tentu saja melakukan fluency dengan memunculkan aneka macam alternatif pandangan baru. Lebih lanjut anak akan mempertimbangkan berbagai hal untuk menentukan solusi terbaik.
Saat anak hendak “ngundhuh layangan”, maka ia membutuhkan fluency sebagai preparation atau brainstorming. Anak lalu melakukan berbagai pemikiran serta pertimbangan, bagaimana agar layang-layang yg dipetik tidak sobek. Apakah akan mempergunakan penggalah, memancat, atau menarik-narik talinya (atau yang lain). Anak melakukan flexibility karena konteks mulai berbicara. Ternyata, pohon itu dihuni oleh banyak semut hitam. Jika kemudian AUD itu berhasil menuntaskan masalahnya, maka ia dianggap kreatif. Tidak peduli bila solusi akhirnya diilhami oleh pengalaman orang lain. Dalam hal ini, originalitas tidak menjadi faktor utama kreativitas anak.
Ciri-ciri Anak Kreatif
Seorang anak disebut kreatif Jika dia menunjukkan ciri-ciri seperti berikut ini :
- Bereksplorasi, bereksperimen, memanipulasi, bermain-main, mengajukan
pertanyaan, menebak, mendiskusikan temuan - Menggunakan khayalan saat bermain peran, bermain bahasa, bercerita
- Berkonsentrasi untuk tugas tunggal dalam waktu cukup lama
- Menata sesuatu sesuai kesukaan
- Mengerjakan sesuatu dengan orang dewasa
- Mengulang untuk tahu lebih jauh
Demikian pembahasan mengenai bagaimana kreativitas bagi anak usia dini. Saat anak usia dini, merupakan hal emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga diharapkan orang tua selalu mendampingi dan mengawasi anak.
Semoga bermanfaat.