Pada artikel kali ini akan membahas mengenai faktor pendukung dan penghambat dari akulturasi budaya. Perubahan akan selalu terjadi, masyarakat yang terbuka dengan perubahan akan bertahan. Konsep perubahan tersebut berwujud konsep perubahan sosial. Akulturasi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial yang mudah ditemukan di sekitar kita.
Pendukung dan Penghambat Akulturasi
Faktor Pendorong Akulturasi
Akulturasi budaya terjadi secara perlahan dan membutuhkan waktu yang cukup lama, ada beberapa faktor yang dapat menjadi pendorong akulturasi. Berikut ini adalah faktor yang mendukung terjadinya proses akulturasi budaya :
- Pendidikan yang Maju
Salah satu faktor pendorong utama akulturasi yakni pendidikan yang maju. Pendidikan yang maju dapat membuka wawasan masyarakat tentang budaya-budaya di luar budaya mereka saat ini. Pengenalan kepada budaya-budaya asing akan berakibat pada imajinasi memajukan peradaban untuk menjadi lebih kuat dalam menghadapi perkembangan zaman. - Sikap dan Perilaku Saling Menghargai Budaya
Msyarakat perlu memiliki sikap dan perilaku saling menghargai terhadap budaya lain. Sikap dan perilaku menghargai budaya menjadi tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya akulturasi budaya. - Toleransi Terhadap Budaya Lain
Toleransi budaya memiliki peran penting untuk melahirkan akulturasi. Sikap toleransi membuat pertemuan dan percampuran budaya menjadi lebih mudah dan lancar. Hal itu dikarenakan toleransi menciptakan masyarakat terbuka, tanpa ada ketakutan kehilangan ciri khas dari budayanya sendiri. - Adanya masyarakat heterogen
Faktor pendorong tercepat akulturasi adalah masyarakat yang heterogen. Masyarakat heterogen dapat mempertemukan budaya yang berbeda-beda. Hal itu akan memudahkan individu yang satu dan individu lainnya untuk belajar berbagai macam budaya. - Berorientasi ke Masa Depan
Masa depan merupakan hal yang pasti akan dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat yang memiliki orientasi masa depan akan terbiasa dengan rencana dan kesiapan, sehingga mendorong masyarakat untuk selalu terbuka terhadap perkembangan budaya-budaya di luar mereka.
Selain faktor pendorong, ada juga faktor penghambat. Tidak semua daerah atau masyarakat dapat menjalani proses akulturasi budaya, sehingga budaya mereka masih terlihat asli. Penghambat akulturasi budaya terdiri dari beberapa faktor, yaitu:
Faktor Penghambat Akulturasi
- Ilmu Pengetahuan yang Bergerak Melambat
Ilmu pengetahuan yang bergerak melambat secara signifikan akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Pengetahuan dan pendidikan yang tidak berkembang akan menghasilkan budaya yang stagnan. Hal ini sangat menghambat akulturasi dikarenakan masyarakat sebagai pelaku budaya tidak memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup terkait budaya-budaya di luar mereka. - Sikap Masyarakat yang Tradisional
Masyarakat tradisional akan selalu memegang teguh budayanya dan beranggapan bahwa datangnya budaya asing atau dari luar mereka dapat mengancam keberlangsungan budaya aslinya. Alhasil, masyarakat tradisional sangat sulit untuk menerima budaya asing. Masyarakat tradisional cenderung akan menutup diri dari budaya asing atau budaya baru karena merasa budaya mereka yang paling unggul. - Hal-Hal Baru Dianggap Buruk
Akulturasi budaya tidak akan pernah terjadi apabila masyarakat menganggap segala hal yang baru itu buruk. Hal-hal baru berarti adalah perubahan. Seseorang atau masyarakat yang sulit menerima budaya baru akan menjadi penghambat perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga akulturasi tidak akan pernah tercipta. - Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil adalah salah satu faktor penghambat akulturasi. Alhasil saat masyarakat menemui budaya baru akan dianggap sebagai hal yang asing. Biasanya, masyarakat memiliki adat atau kebiasaan yang kuat akan sulit menerima budaya baru.