Artikel kali ini akan membahas mengenai perjalanan pergi dan pulang sekolah anak-anak ternyata berdampak pada kesejahteraan mental dan psikologis anak tersebut.
Perjalanan Sekolah
Bersekolah bukan hanya penting buat mendapatkan pengetahuan, tetapi juga memiliki efek yang positif bagi kesejahteraan psikologis.
Sewaktu bersekolah, anak-anak mendapatkan kesempatan untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan guru dan sahabat sekelas.
Ternyata, transportasi yang dipakai berpengaruh besar terhadap well-being psikologis sesorang. Beberapa penelitian menyatakan bahwa anak memiliki jaringan sosial yang lebih luas dan kaya di sekolah dibandingkan dengan lingkungan tempat tinggal.
Dengan berinteraksi dengan orang lain, anak-anak mendapat kesempatan untuk berbagi dan mengekspresikan diri mereka, sehingga dapat mempertinggi kesejahteraan psikologis.
Anak-anak belajar menjadi bagian dari tim yang produktif, bagaimana bertindak dan belajar dari orang lain, karena dapat membantu membuat keterampilan sosial dan pencerahan diri.
Interaksi di sekolah membantu membangun rasa safety dan diterima di sekitar lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah.
Pilihan moda transportasi pelajar menjadi pengaruh terhadap dinamika transportasi. Pilihan transportasi yang saat ini biasa digunakan pelajar biasanya adalah angkutan pribadi, angkutan umum, angkutan online, berjalan kaki, hingga menggunakan sepeda.
Pelajar yang pergi ke sekolah mempunyai jumlah yang relatif banyak. Pelajar lebih memilih angkutan pribadi menjadi moda transportasi. Sementara itu, sisanya menggunakan angkutan umum, jalan kaki, serta bus sekolah.
Jika diasumsikan, waktu semua pelajar perjalanan 2 kali sehari buat sekolah (pergi dan pulang), perjalanan pelajar ini menyumbang sekitar 20% dari total perjalanan.
Perjalanan Sekolah Ternyata Berdampak pada Kesehatan Mental
Terdapat korelasi antara kesejahteraan mental dengan cara pelajar pulang dari sekolah. Ternyata, pelajar yang menggunakan angkutan umum mempunyai kesejahteraan psikologis lebih rendah dibandingkan dengan cara lain (berjalan kaki, bersepeda, serta transportasi aktif lainnya).
Olahraga serta aktivitas fisik itu penting untuk kesehatan mental maupun fisik. Cara pelajar pergi ke sekolah dengan aktif (berjalan kaki atau naik sepeda) ini bisa sebagai aktivitas fisik yang baik.
WHO memberi petunjuk bahwa pelajar perlu 60 menit aktivitas fisik setiap harinya dapat dipenuhi dengan cara tersebut. Pelajar yang memilih cara pergi ke sekolah dengan aktif ini cenderung kurang mengalami tanda-tanda depresi.
Selain itu, pelajar akan memperoleh kesehatan fisik, seperti komposisi tubuh yang lebih baik, berat badan lebih sehat, dan kondisi kardiovaskular lebih baik. Durasi berpergian ke sekolah dapat menghipnotis kesejahteraan psikologis dan fisik.
Pelajar yang mempunyai durasi perjalanan ke sekolah lebih singkat cenderung mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kegiatan fisik, olahraga, dan istirahat.
Hal ini berbanding terbalik dengan pelajar yang menghabiskan durasi bepergian yang lebih lama, dimana mereka mempunyai waktu yang lebih terbatas untuk melakukan aktivitas fisik serta olahraga.
Kondisi lingkungan pada transportasi awam juga berpengaruh. Tak jarang ada masalah yang memberi akibat negatif berlangsung pada transportasi umum. Misalnya kerusuhan antar penumpang pada transportasi umum.
Kejadian ini membangun lingkungan yang tidak aman dan menegangkan bagi pelajar. Hal ini berpotensi mengganggu kesejahteraan psikologis pelajar, meningkatkan stres dan kecemasan, serta mereduksi penekanan dan kinerja akademis.
Pilihan moda transportasi ke sekolah mampu mempengaruhi ketika belajar. Perjalanan menggunakan sepeda atau berjalan kaki tak jarang menjadi pilihan ideal untuk mendukung kesejahteraan psikologis.
Krusial untuk mempertimbangkan faktor lain seperti kondisi sosial, lingkungan, serta aspek tidak terduga yang dapat berpengaruh pada keputusan pelajar dalam memilih metode transportasi ke sekolah.