Stroke Pada Usia Belia

Pada artikel kali ini akan membahas apa saja penyebab penyakit stroke pada usia belia. Kondisi stroke pada usia belia lebih jarang dibandingkan dengan stroke pada usia tua.

Namun, mereka yang menderita stroke pada usia belia berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi yang lebih parah dan kesehatan masa depan yang lebih buruk.

Stroke pada Usia Belia

Penyebab utama stroke pada usia belia adalah masalah pembekuan darah yang disebabkan oleh penyakit vaskular yang disebut aterosklerosis.

Stroke Pada Usia Belia

Penyakit ini memengaruhi aliran darah di dalam arteri dalam tubuh dan dapat menyebabkan penyumbatan arteri. Hal ini menyebabkan pembekuan darah, yang dapat menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan stroke.

Penyebab lain yang dapat menyebabkan stroke pada usia belia termasuk stimulan narkoba, obat-obatan, penyakit hati dan ginjal, dan gangguan perdarahan di otak. Gejala yang harus diperhatikan termasuk kelemahan di satu sisi tubuh.

Stroke seringkali dianggap menjadi penyakit yang berkaitan dengan usia lanjut, malah saat ini semakin sering terjadi di usia belia.

Terdapat beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap insiden stroke di kelompok usia ini, serta sebagian besar bisa dikaitkan dengan kebiasaan dan gaya hidup.

Berbagai Penyebab Stroke pada Usia Belia

Penyakit stroke dapat terjadi karena faktor internal maupun faktor eksternal. Berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang menjadi penyebab penyebab stroke pada usia belia yang sebaiknya dihindari, diantaranya yaitu :

  • Riwayat Famili
    Riwayat famili menggunakan riwayat stroke bisa menaikkan risiko Anda, terutama Jika faktor genetik terlibat.
  • Kurangnya kegiatan fisik
    Gaya hidup yang tidak aktif dan kurangnya olahraga bisa menaikkan risiko stroke. Aktivitas fisik yang relatif membantu menjaga berat badan, menaikkan peredaran darah, serta mengontrol tekanan darah.
  • Tekanan Stres yang Tinggi
    Stres yang berkelanjutan bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah serta peradangan pada tubuh, hal ini bisa mengganggu pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.
  • Mengkonsumsi Alkohol Berlebihan
    Konsumsi alkohol yang hiperbola bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi serta menaikkan risiko pembekuan darah. Ini bisa menunjuk di stroke, terutama jika mengkonsumsi alkohol tak terkendali.
  • Aturan makan yang jelek
    Kuliner tinggi lemak jenuh, garam, serta gula bisa menaikkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, serta diabetes, yang semuanya merupakanfaktor risiko stroke.
    Kebiasaan makan yang buruk juga bisa mengakibatkan penumpukan plak pada pembuluh darah, sehingga dapat menyumbat peredaran darah ke otak.
  • Merokok

    Merokok mempertinggi tekanan darah, menghambat pembuluh darah, dan menaikkan pembekuan darah, mengurangi kadar oksigen dalam darah, yang semuanya dapat menyebabkan stroke.

  • Obesitas
    Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan darah, merusak metabolisme gula darah, dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, yang semuanya dapat mengakibatkan stroke.
  • Polusi udara
    Paparan jangka panjang terhadap polusi udara bisa menaikkan risiko stroke, terutama di usia belia. Polusi udara mengandung partikel halus serta bahan kimia yang merusak pembuluh darah dan memicu peradangan pada tubuh.
  • Penyalahgunaan narkoba
    Penyalahgunaan narkoba, terutama amfetamin atau kokain, dapat menaikkan risiko stroke. Narkoba bisa menaikkan tekanan darah, menyebabkan peradangan pembuluh darah, dan mempertinggi risiko pembekuan darah.
  • Ketidakseimbangan hormon
    Beberapa kondisi medis bisa menaikkan risiko stroke. Beberapa syarat yang memengaruhi keseimbangan hormon, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) pada wanita atau kondisi tiroid yang tak terkontrol.
  • Hipertensi
    Bila tekanan darah tidak terkontrol, risiko stroke akan meningkat.

Krusial untuk segera menyadari risiko dari faktor-faktor ini dan mencari solusi untuk mengurangi risiko stroke.

Solusi melibatkan perubahan gaya hidup, misalnya berhenti merokok, menjaga berat badan dengan baik, mengontrol tekanan darah, menjaga kadar gula darah yang normal, serta menjalani gaya hayati yang aktif.

Konsultasikan dengan dokter untuk menilai risiko serta menerima panduan yang sesuai untuk mengurangi risiko stroke. Stroke bukan hanya masalah usia tua, usia belia pun dapat terkena dampaknya apabila hidup tidak sehat.