Pada artikel kali ini akan membahas mengenai fenomena dan pemicu terjadinya quiet quitting di dunia kerja. Fenomena quiet quitting saat ini juga dapat diartikan menjadi berhenti secara diam-diam.
Definisi Quiet Quitting
Berhenti secara diam-membisu mengacu pada persyaratan minimum pekerjaan serta tidak menghabiskan lebih banyak saat, tenaga, atau antusiasme dari yang benar-benar diharapkan.
Oleh sebab itu, pekerja tidak benar-benar meninggalkan posisinya dan terus menerima gaji. Kata “berhenti diam-diam” mengacu pada karyawan yang tidak melakukan upaya lebih dari yang diperlukan dalam pekerjaannya.
Dunia kerja terdiri dari orang-orang yang mudah menyerah. Reaksi para manajer terhadap kenyataan ini beragam.
Di antara mereka bersikap toleran, sebagian karena ketatnya pasar energi kerja dalam beberapa tahun terakhir sehingga sulit untuk menggantikan mereka yang berhenti bekerja, setidaknya untuk saat ini.
Menanggapi pengunduran diri secara diam-diam dengan memecat karyawan yang dianggap malas secara diam-diam atau keras. Faktanya, “pemecatan diam-diam” telah menjadi ungkapan yang umum.
Didefinisikan menjadi menghasilkan suatu pekerjaan menjadi tidak menguntungkan sehingga karyawan tersebut akan merasa terdorong untuk mengundurkan diri.
Quiet Quitting ini menjadi populer sebab kelelahan atau pekerja yang bosan sangat membutuhkan kosa kata baru untuk menggambarkan perasaan mereka.
“Quiet quitting” bukanlah perihal karyawan yang sahih-sahih berhenti dari pekerjaannya. Mereka secara perlahan menarik diri dari keterlibatan aktif serta hanya memenuhi minimum tanggung jawab pekerjaan mereka.
Pemicu Terjadinya Quiet Quitting dan
Di tengah gempuran perubahan duniakerja pasca-pandemi, istilah “quiet quitting” atau “resign diam-diam” semakin sering dibicarakan. Fenomena ini bisa dipicu oleh banyak sekali faktor
- Ketidakpuasan di kantor
Lingkungan kerja yang kurang mendukung, kurangnya apresiasi, serta hubungan yang jelek dengan atasan dapat membuat karyawan enggan berkontribusi lebih. - Kelelahan Kerja (Burnout)
Kelelahan fisik dan emosional dampak tekanan pekerjaan yang terus menerus mampu membuat karyawan kehilangan semangat. - Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi mengubah banyak hal, termasuk cara pandang karyawan terhadap pekerjaan. Banyak yang mulai mencari makna dan tujuan hidup di luar karier. - Keseimbangan Kehidupan Kerja
Banyak karyawan kini lebih menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, menolak untuk terjebak dalam rutinitas yang melelahkan.
Quiet Quitting dan Tips Mengatasinya
Perusahaan perlu segera merogoh tindakan untuk mengatasi fenomena ini. Terdapat beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengatasi quiet quitting, antara lain yaitu :
- Menyampaikan Fleksibilitas Kerja
Memperlihatkan fleksibilitas jam kerja dan tempat kerja dapat membantu karyawan menemukan keseimbangan antara kehidupan pribadi serta pekerjaan. - Menaikkan Keterlibatan Karyawan
Menghasilkan karyawan merasa dihargai dan dilibatkan pada keputusan krusial perusahaan bisa menaikkan loyalitas serta semangat. - Mendengarkan Masukan Karyawan
Membuka saluran komunikasi 2 arah di mana karyawan merasa safety untuk menyuarakan perasaan dan kekhawatiran mereka. - Menyediakan Dukungan Kesehatan Mental
Program kesehatan mental yg komprehensif mampu membantu karyawan mengatasi stres serta kelelahan.
Kenyataan “quiet quitting” artinya cerminan dari perubahan besar dalam cara pandang karyawan terhadap pekerjaan serta kehidupan.
Dengan mengetahui akar penyebab dan dampaknya, perusahaan bisa merogoh langkah-langkah strategis untuk membangun lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Kesejahteraan karyawan artinya kunci primer untuk keberhasilan jangka panjang sebuah organisasi.
Kenyataan ini mengingatkan bahwa investasi dalam kesejahteraan karyawan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan kesuksesan perusahaan di masa depan.
Sewaktu karyawan memilih “quiet quitting,” produktivitas mampu menurun drastis. Tingkat turnover karyawan bisa semakin tinggi, yang pada akhirnya mempertinggi biaya rekrutmen dan pembinaan.