Artikel kali ini akan mengenal jenis makanan bernama papeda yang khas dari timur Indonesia, terutama maluku dan papua. Bagi masyarakat Indonesia timur, papeda merupakan makanan utama bagi mereka.
Apabila diperhatikan sekilas, makanan ini seperti lem dan berbentuk kental, kenyal dan sangat lengket. Biasanya makanan ini dikonsumsi untuk sehari-hari dan disajikan apabila ada acara penting.
Mengenal Papeda Khas Timur
Pada bahasa Unanwatan, papeda dikenal dengan sebutan dao. Berikut ini beberapa informasi menarik mengenai papeda khas Indonesia timur, diantaranya yaitu :
- Berasal dari Pohon Sagu
Bahan baku utama pembuatan papeda berasal dari batang Metroxylon sagu Rottb atau dikenal dengan pohon sagu. Batang dari pohon ini diolah sedemikian rupa oleh masyarakat hingga menjadi tepung sagu.
Masyarakat Indonesia Timur biasanya mencari sendiri pohon sagu ke hutan dan pelosok rawa-rawa hanya untuk memperoleh tepung sagu yang berkualitas baik.
Pohon jenis ini bisa tumbuh tinggi mencapai 30 meter. Untuk 1 pohon sagu dapat menghasilkan 150 sampai 300 kilogram tepung, kemudian tepung tadi diolah menjadi papeda untuk dimakan. - Dari Indonesia timur hingga sebagai Warisan Budaya
Papeda awalnya adalah kuliner pokok masyarakat Indonesia Timur yang kini dikenal sampai mancanegara. Keunikan ini lantas membawa papeda dinyatakan menjadi Warisan Budaya Tak benda Indonesia pada 2015 silam. - Kuliner Pokok Khas Orang Papua dan Maluku yang Kaya Gizi
Orang-orang di Indonesia timur khususnya Maluku dan Papua, mengonsumsi papeda sebagai makanan pokok. Tampilannya terbilang unik, namun jangan meremehkan kandungan gizinya.
Selain kaya serat, papeda juga rendah kolestrol dan bernutrisi. Papeda memiliki nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, serta lain-lain.
Bahkan, rutin mengkonsumsi papeda bisa meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh, dan mengurangi resiko terjadinya kanker usus, hingga membersihkan paru-paru. -
Dipercaya menjadi Jelmaan Insan
Bagi orang Papua, papeda bukan sekadar makanan utama. Lebih dari itu, papeda mengandung unsur mitologi didalamnya. Suku-suku di Papua meyakini apabila sagu, kemudian diolah menjadi papeda, ialah penjelmaan dari insan.
Itulah alasan ketika memanen sagu, masyarakat di Raja Ampat acapkali menggelar upacara khusus sebagai bentuk rasa syukur serta penghormatan terhadap hasil panen (sagu) yang melimpah. - Disantap dengan Sumpit spesifik
Menyantap papeda perlu memakai sepasang sumpit atau dua garpu khusus. Peralatan tersebut diharapkan menjadi indera untuk mengambil dan menyantap papeda tersebut.
Cara memakan papeda yaitu dengan menggulung-gulung sumpit sampai bubur papeda melingkari sumpit atau garpu. Lalu, letakkan pada piring dan siap disantap beserta kuah kuning.
Tidak perlu mengunyah makanan khas timur ini, melainkan langsung menyeruput dan menelan papeda. - Sering disajikan saat ada acara penting Orang Timur
Papeda memiliki nilai kesakralan tersendiri bagi masyarakat Indonesia Timur, itu sebabnya disajikan saat acara penting.
Santapan bertekstur kenyal ini juga disajikan dalam upacara tata adat Papua “Watani Kame”. Upacara ini sebagai pertanda berakhirnya daur kematian seseorang.
Di Inanwatan, Sorong Selatan, papeda dengan daging babi juga menjadi kuliner yang harus disajikan sewaktu upacara kelahiran anak pertama.
Di Pulau Seram, Maluku, Suku Nuaulu serta Suku Huaulu melarang wanita yang sedang haid mengolah papeda, sebab menurut mereka proses memasak sagu menjadi papeda disebut tabu. -
Tradisi warga Sentani hingga sebagai makanan Sehari-hari
Menjadi identitas Budaya serta Daya Tarik Wisata, sejarah papeda bisa ditelusuri melalui tradisi masyarakat norma Sentani serta Abrab pada Danau Sentani dan Arso, dan Manokwari.
Mereka kerap menyajikan makanan berbahan dasar sagu ini pada acara penting, misalnya tradisi “Sonar Mohne” oleh Suku Nuaulu, Maluku. Papeda dijadikan menjadi kuliner sakral dalam ritual peringatan masa pubertas seorang gadis. - Teman Makan Ikan Kuah Kuning
Papeda paling lezat disantap ketika masih panas sebab teksturnya masih elastis dan lembut. Olahan sagu ini juga nikmat apabila dimakan beserta ikan kuah kuning.
Papeda ikan kuning merupakan salah satu kuliner yang mudah dijumpai di daerah Papua dan Maluku. Kuliner satu ini terbuat dari ikan cakalang atau ikan tongkol yang dimasak dengan berbagai bumbu.
Untuk menikmatinya, hanya perlu mencelupkan papeda yang telah digulung kedalam kuah ikan. Sensasi lembut papeda menyatu sempurna dengan cita rasa kuah ikan kuning yang asam serta pedas.